SELAMAT DATANG BLOGGERS

Kamis, 18 Maret 2010

MEMPOSISIKAN MIMPI INDONESIA SEPERTI MIMPI OBAMA

Kalau ditanya pandangan setiap orang mengenai kedatangan Barack Obama ke Indonesia tanggal 23 Maret 2010 nanti, tepatnya minggu depan bila di hitung pada saat posting ini di tulis, macam-macamlah bentuk opini yang akan kita dengar dari yang paling welcome sampai yang paling extrime menolak, nah itulah yang hampir setiap hari kita lihat dan dengar di Televisi, setidaknya yang menolak, kalau boleh di bilang “Islam Garis Keras” yang memiliki pandangan Bahwa Amerika adalah Biang Kerok dari penderitaan dan penindasan Muslim di dunia ini , Sedangkan yang welcome boleh dikatakan “Obama Fans” lah.

Kemenangannya menjadi presiden Pertama Amerika yang berasal dari keturunan Afrika di Amerika memiliki daya tarik sendiri dan bukanlah sesuatu yang mudah di Negara yang Kekuatan Mayoritas pada penduduknya berada pada kulit putih dan Nota Bene merupakan selalu bermasalah dengan kelompok Muslim, jujur saja tentu banyak yang menaruh simpati maupun terinspirasi oleh dirinya melihat fakta yang nyata-nyata mampu diraihnya dengan tantangan tersebut, intinya kalau mengambil istilah Obama Sendiri, “The Power of Dream” sesuatu yang sulit menjadi kenyataan di Amerika bagi keturunan minoritas seperti dirinya akan mendapat menyakinkan Rakyat Amerika, dengan Slogan “Yes We Can”nya Obama yang mengandung arti keberanian, Keyakinan, Percaya Diri dan Harapan akan sebuah perubahan.

Menjadi unik dan begitu spesial pada diri Obama adalah Dia adalah keturunan Muslim Afrikatepatnya Kenya, dari Ibu yang berkulit putih bukan Muslim, dua latar belakang tipikal kompleks yang biasanya bertentangan menyatu dalam pribadinya dan Dia menyandang nama Ayahnya yang sangat Muslim “Barrack Huesin Obama”, dan Spesial untuk Bangsa Indonesia adalah Obama mempunyai adik tiri dari Ayah tiri orang indonesia yang juga Muslim, yang telah membawanya merasakan hidup di negara yang mayoritas muslim ini selama empat tahun lamanya, waktu yang cukup untuk meninggalkan kesan tersendiri bagi siapa saja.

Sebagai orang nomor satu di Amerika saat ini, Obama dan Amerika menjadi satu simbol bagi ke-Adi Daya-an itu sendiri, Citra Amerika yang terbentuk oleh pendahulu Obama termasuk yang memiliki implikasi negatif terhadap citra dirinya mau tidak mau akan menyatu dengan citra Obama bila Obama tidak berhasil membetuk citranya sendiri saat ini, untuk itu di awal pemerintahannya Obama menekankan pada pengunaan Soft Pawer dan pendekatan yang lebih baik kepada Dunia Muslim pada kebijakan luar negerinya yang selama ini merupakan hal yang banyak membuat Amerika dipandang sebagi Negara yang Arogan di dunia. Sedangkan didalam negeri sendiri dia harus berjibaku untuk memulihkan perekonomian Amerika yang nyaris Bangkrut akibat apa yang dinamakan “Krisis Ekonomi Amerika”, yang berawal dari krisis keuangan tersebut, tantangan yang begitu berat bukan?, bagi anak afrika yang memiliki kesempatan pertama kalinya setidaknya nantinya dapat menjadi gambaran standar ukuran Keturunan Afrika di Amerika dalam memimipin Si-Adi Daya yang tengah krisis ini, kegagalan ataupun keberhasilannya nantinya akan menjadi hal penting dalam yang nantinya sebagai cap Kelompok Minoritas yang menjadi bagian dirinya di Amerika.

Diakui atau tidak faktanya dan memang di sadari oleh Obama bahwa ia memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Islam dilihat dari Biografinya, memiliki dua Ayah yang muslim dan Pernah tinggal di negeri Muslim terbesar cukup memberi nilai plus bagi Obama untuk menjadikan hubungan Amerika dan Dunia Islam kearah perubahan yang dijanjikanya. Meskipun masih pada taraf kecil Obama mulai menunjukkan perhatian tersebut, Pidatonya di Kairo dan Menjadikan Gedung Putih sebagai tenpat Shalat Jum’at merupakan langkah yang cukup berhargameskipun masih dalam taraf simbolisasi dans emoga tidak hanya berhenti sampai disitu.

Mendudukkan posisi Amerika yang seperti diharapkan dimana selama ini banyak bermasalah dengan Dunia Islam ditengah pengaruh Bangsa Israel yang telah lama menguasai kehidupan Amerika bukan suatu yang mudah, namun bukan juga suatu yang tidak mungkin, bila Obama memang memimpikan perbaikan hubungan yang lebih baik dengan Dunia Islam. Meskipun Banyak Tokoh Muslim yang pesimis dengan Obama terhadap sikap Amerika pada dunia Islam dimana selama ini selalu menjadi mesin kepentingan Zionis, bukan tidak beralasan, namun memandang terlalu emosional dan mengambil jarak dengan menolak Obama tanpa memberikan kesempatan melihat kebijakan-kebijakan yang akan diambilnya, betul Amerika telah menginvasi Irak dan membunuh banyak pejuang muslim di afghanistan, tetapi menghadapi Amerika dengan emosional tanpa memperhitungkan posisi diri dimedan politik dunia, tak akan mendapatkan hasil yang maksimal malah dapat merugikan diri sendiri.
Kedekatan Obama dengan Islam dan Indonesia dapat dipandang sebagai sebuah peluang untuk memberikan sedikit terobosan berarti, karena setidaknya Obama sedikit lebih familiar dengan Islam dan Indonesia dari semua Presiden Amerika yang pernah ada, secara pribadi, dan inilah sebenarnya yang sebelumnya ditakutkan oleh publik Amerika yang phobia terhadap Islam, dan tentunya dapat menjadi isu yang sebelumnya diangap dapat menghambat Obama menuju Gedung Putih pada saat Pemilu Amerika yang lalu. Namun akhirnya dengan kelihaiannya Obama mampu meredam semua tantangan tersebut dan berhasil mengatasinya dengan baik.


Siapapun Presiden Amerika, maupun Obama tentu akan terikat penuh dengan semua kepentingan Amerika di seluruh dunia, dan demikianlah layaknya semua pemimpin di negara manapun, tidak mungkin membela kepentingan negara lain bagaimanapun ia memiliki hubungan emosional dengan negara tersebut, Kepentingan Negaranya adalah yang nomor satu, seperti sumpah yang diucapkanya ketika dilantik sebagai Pemimpin Negara. Sangatlah naif mengharapkan Obama yang meskipun memiliki hubungan emosional dengan Indonesia ujug-ujug lebih membela Indoensia dari pada negaranya, jauh panggang dari api, yang perlu dilakukan adalah bagaimana melihat peluang menyatukan kepentingan dua negara yang dapat sejalan dan bisa memberikan jalan yang lebih mulus untuk esensi lain yang lebih luas nantinya. Itulah yang berhasil dilakukan israel, yang akhirnya dapat menguasai Amerika meskipun mereka bukan Mayoritas di Amerika, Bagi Israel siapun preseidennya yang penting adalah mereka harus dapat mengendalikannya.

Tidak mungkin melawan kekuatan yang lebih besar denganemosional, karena yang menang adalah siapa yang kuat dan Amerika jelas lebih kuat tetapi melakukan dengan strategi diplomasi merupakan jalan yang lebih tepat, manfaatkanlah semua peluang yang mungkin tanpa perlu mengorbankan hal-hal prinsipil sebagi sebuah bangsa yang berdaulat. Sulit memang, tapi bukan hal yang mustahil seperti tak semustahil mimpi Obama menjadi Presiden Amerika.

3 komentar:

  1. waduh..mentang2 si mister Obama mau dateng ke Indonesia nih...
    mampir ke blog ku juga ya pak ...pls!!

    BalasHapus
  2. Pak, saya udah follow blog bapak ini. makasih ya dah mampir dan komen...jangan lupa follow blog saya juga yaaa :)

    BalasHapus

So..apa komen anda?